A.
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Pendidikan komparatif adalah
disiplin ilmu yang mempelajari aspek sistem pendidikan yang dipengaruhi oleh
berbagai latar belakang, baik yang ada dalam satu bangsa maupun antarbangsa
yang berbeda. Oleh karena itu,, pendidikan komparatif juga ikut mendorong
kepada banyak pihak untuk melakukan kajian-kajian tidak hanya pada tataran
penyelenggaraaan sistem-sistem pendidikan, tetapi juga kajian pada aspek
kehidupan di luar sistem pendidikan suatu bangasa. Banyak ahli pendidikan komparatif
menyakini bahwa salah satu factor penyebab terjadinya kemunduran peradaban
suatu bangsa adalah kemandegan praktek penyelenggaraan pendidikannya. Sedangkan
penyebab terjadinya kemandegan penyelenggaraan pendidikan antara lain adalah
rendahnya tingkat inovasi pendidikan. Lalu rendahnya tingkat inovasi pendidikan
antara lain adalah kurangnya membandingkan praktek pendidikannya dengan praktek
pendidikan bangsa lain.
Banyak ahli pendidikan komparatif
menyakini bahwa salah satu factor penyebab terjadinya kemunduran peradaban
suatu bangsa adalah kemandegan praktek penyelenggaraan pendidikannya. Sedangkan
penyebab terjadinya kemandegan penyelenggaraan pendidikan antara lain adalah
rendahnya tingkat inovasi pendidikan. Lalu rendahnya tingkat inovasi pendidikan
antara lain adalah kurangnya membandingkan praktek pendidikannya dengan praktek
pendidikan bangsa lain. Pernyataan diatas senada dengan apa yang dikatakan
Harold J. Noah (Postletwaite dalam Roman. 2010) bahwa dengan melakukan
perbandingan pendidkan antarbangsa kita dapat memeperoleh pengetahuan tentang
keadaan pendidikan dibeberapa negara dan kawasan. Dengan mengetahuai keadaan
pendidikan di banyak negara atau kawasan, kita dapat mengambil manfaat positif
dari pengetahuan tersebut unutk diterapkan dalam membangunan pendidikan di
negeri sendiri.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak
akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial
(social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence
Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS),
menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan
kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata
pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah,
antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya
Pertama kali Social Studies
dimasukkan secara resmi ke dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby (Inggris)
pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri (abad
18), yang ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga
mesin. Alasan dimasukannya social studies (IPS) ke dalam kurikulum sekolah
karena berbagai ekses akibat industrialisasi di berbagai negara di belahan
dunia juga terjadi, di antaranya perubahan perilaku manusia akibat berbagai
kemajuan dan ketercukupan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mendorong industrialisasi telah menjadikan bangsa semakin maju dan modern,
tetapi juga menimbulkan dampak perilaku sosial yang kompleks. Para ahli ilmu
sosial dan pendidikan mengantisipasi berbagai kemungkinan ekses negatif yang
mungkin timbul di masyarakat akibat dampak kemajuan tersebut. Sehingga untuk
mengatasi berbagai masalah sosial di lingkungan masyarakat tidak hanya
dibutuhkan kemajuan ilmu dan pengetahuan secara disipliner, tetapi juga dapat
dilakukan melalui pendekatan program pendidikan formal di tingkat sekolah. Program
pendidikan antar disiplin (interdiscipline) di tingkat sekolah merupakan salah
satu pendekatan yang dianggap lebih efektif dalam rangka membentuk perilaku
sosial siswa ke arah yang diharapkan. Bahkan program pendidikan ini di samping
sebagai bentuk internalisasi dan transformasi pengetahuan juga dapat digunakan
sebagai upaya mempersiapkan sumberdaya manusia yang siap menghadapi berbagai
tantangan dan problematika yang makin komplek di masa datang.
Oleh karenanya latar belakang perlu
dimasukkannya Social studies dalam kurikulum sekolah di beberapa negara lain
juga memiliki sejarah dan alasan yang berbeda-beda. Amerika Serikat berbeda
dengan di Inggris karena situasi dan kondisi yang menyebabkannya juga berbeda.
Penduduk Amerika Serikat terdiri dari berbagai macam ras di antaranya ras Indian
yang merupakan penduduk asli, ras kulit putih yang datang dari Eropa dan ras
Negro yang didatangkan dari Afrika untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan
negara tersebut. Memandang perlunya pendidikan IPS bagi setiap warga negara
Apresiasi terhadap social studies (pendidikan IPS) terus bertambah dari
berbagai negara, terutama di Amerika, Inggris, dan berbagai negara di Eropa,
dan baru berkembang ke berbagai negara di Australia dan Asia termasuk
Indonesia.
Latar belakang dimasukkannya bidang
studi IPS ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia juga hampir sama dengan di
beberapa negara lain, di antaranya situasi kacau dan pertentangan politik
bangsa, kondisi keragaman budaya bangsa (multikultur) yang sangat rentan
terjadinya konflik. Sehingga, sebagai akibat konflik dan situasi nasional
bangsa yang tidak stabil, terlebih adanya pemberontakan G30S/PKI dan berbagai
masalah nasional lainnya di pandang perlu memasukan program pendidikan sebagai
propaganda dan penanaman nilai-nilai sosial budaya masyarakat, berbangsa dan
bernegara ke dalam kurikulum sekolah.
Dalam makalah ini penulis mencoba
untuk melakukan komparasi terhadap sistem pendidikan di Negara lain, khususunya
di Negara Perancis untuk mata pelajaran IPS di jenjang pendidikan sekolah
menengah pertama, memandang adanya kesamaan dalam politik dan pemerintahan
dimana Perancis dan Indonesia sama-sama merupakan Negara jajahan bangsa lain
yang memiliki keinginan kuat untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah, usaha
ini dilakukan dengan jalan yang sama yakni dicetuskan melalui sebuah tulisan
dari tokoh yang sangat peduli akan pentingnya suatu pendidikan, yakni Rebelains
(dari Petancis) dan Ki Hajar Dewanotoro (dari Indonesia). Juga didukung dengan
adanya kesamaan pemikiran akan pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa
menjadi lebih maju.
B.
PEMBAHASAN
1.
PENDIDIKAN
DI INDONESIA
1.1 Perkembangan pendidikan di
Indonesia
Secara umum sistem pendidikan yang
terjadi di Indonesia bersifat demokratsis, meskipun pada pelaksanaannya sering
terjadi berbagai perubahan dalam kurikulum dan pelaksanaan pendidikan sendiri.
Sejak awal kemerdekaan hingga saat ini Indonesia telah mengalami enam kali
perubahan kurikulum. Yakni, pada rentang waktu tahun 1945-1949 dikeluarkan
Kurikulum 1947. Tahun 1950-1961, ditetapkan Kurikulum 1952. Kurikulum,pada masa
Orde Lama adalah Kurikulum 1964, sedangkan untuk masa orde baru diterapkan
kurikulum 1994, KBK, dan terakhir adalah KTSP. Perubahan kurikulum ini adalah
satu upaya penting yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan untuk mengubah sistem pendidikan dan pengajaran sehingga lebih
sesuai dengan keinginan dan cita-cita bangsa Indonesia. Selain itu, tujuan lain
dari perubahan ini yakni untuk mewujudkan Indonesia yang mampu beradaptasi
dengan perubahan global sehingga Indonesia pun mampu unutk bersaing pada
tingkat Internasional, khususnya dalam bidang pendidikan.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah berdampak pada penyerahan sebagian wewenang dari
pusat ke daerah. Dalam hal ini pemerintah menyerahkan masalah pendidikan ke
daerah dan sekolah masing-masing, maka masalah pembiayaan pun menjadi
kewenangan sekolah. Otonomi daerah diartikan sebagai kewenangan daerah untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan diharapkan
dapat mensejahterakan rakyat setempat, meringankan beban hidup, memberi jaminan
kelayakan hidup, terpenuhinya layanan kesehatan dan pemerataan pendidikan serta
harapan-harapan menggembirakan lainnya.
Jadi pada awalnya Indonesia menganut
sistem sentralisasi. Sehingga semua sistem pengajaran diserahkan kepada pusat.
Namun, pada tahun 1998 seiring dengan adanya reformasi, maka munculah semangat
desentralisasi, demokratisasi, dan globalisasi yang pada akhirnya menuntut pada
kemnadirian untuk melakukan otonomi terhadap pendidikan dimasing-masing
wilayah. Sehingga yang terjadi saat ini, tidak jarang ditemukannya keberagaman
kemampuan pendidikan yang ada di Indonesia melihat pada kondisi dan letak
sekolah didirikan
Selain itu, kini pemerintah juga
telah mencanangkan program wajib belajar 12 tahun sebagai upaya untuk
meminimalisir tingkat buta huruf yang ada di Indonesia. Sedangkan untuk jenjang
pendidikan, Indonesia memebagi pendidikan menjadi 5 jenjang, diantaranya:
1. Pendidikan
Taman Kanak-kanak (TK) atau prasekolah
Waktu belajar satu atau dua tahun
yang menampung anak usia lima sampai enam tahun. Di Tingkat prasekolah ini,
pendidikan lebih di fokuskan pada permainan. Karena pada masa ini adalah masa
bermain. Proses belajar di sekolah negeri dimulai pukul 07.30 sampai 10.00.
2. Sekolah
Dasar (SD)
Waktu belajar enam tahun bagi anak
usia tujuh sampai duabelas tahun. Sekolah Dasar dibagi menjadi 2, yaitu sekolah
dasar rendah (kelas 1-3) dan sekolah dasar tinggi (kelas 4-6).
3. Sekolah Manangah Pertama (SMP) waktu belajar
3 tahun
4. Sekolah Menangah Atas (SMA)
Penyelenggaraan
sistem pendidikan dasar di Indonesia lebih menekankan pada teori daripada
praktek. Sekolah dasar di Indonesia diperuntukkan untuk anak usia 6 sampai 11
tahun dan berlangsung dalam kurun waktu 6 tahun. Jenjang sekolah dasar di
Indonesia yaitu jenjang kelas I-VI. Dalam sistem pendidikan di Indonesia
mengenal yang namanya ujian kenaikan kelas, yaitu yang dilaksanakan pada akhir
semester kedua. Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan cara Ujian Nasional. Jika
siswa tidak lulus ujian nasional tahap 1, siswa harus mengikuti UN tahap 2.
Jika siswa tidak lulus pada tahap 2, mereka harus mengikuti program kejar
paket. Kurikulum mata pelajaran yang diajarkan antara lain Pendidikan
Agama,Pendidikan Kewarganegaraan, bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni
Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta
Muatan Lokal.
2.1
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak
akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial
(social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence Education
Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS
sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”.
Dengan kata lain, IPS mengikuti cara
pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi,
ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi,
dan sebagainya
Dalam bidang pengetahuan sosial, ada
banyak istilah. Istilah tersebut meliputi:
1. Sosial
(Social Science)
Achmad
Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996.h.2) adalah
sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial
yang bertarap akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi,
makin lanjut makin ilmiah”.
Menurut
Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual
yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada
manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia
bentuk.
Nursid
Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku
kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosialadalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Studi
Sosial (Social Studies).
Perbeda
dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau
disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang
gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18)
memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf
akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak
pendidikan dasar.
3. Pengetahuan
Sosial (IPS)
Harus
diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama
asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah tersebut pertama
kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu “Committee of Social
Studies” yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu
adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum
Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang
mempunyai minat sama.
Definisi IPS menurut National
Council for Social Studies (NCSS), mendifisikan IPS sebagai berikut: social
studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic
competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated,
systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics,
geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion,
and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics,
and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young
people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the
public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an
interdependent world.
Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8)
memberi batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary
Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya,
psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal
ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil
kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran
seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7 menyebutkan bahwa: Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang
SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta
warga dunia yang cinta damai.
Mata pelajaran IPS terpadu pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk rumpun ilmu sosial, seharusnya
merupakan mata pelajaran yang menarik, apabila disajikan oleh guru dengan
menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang dapat memotivasi siswa. Namun dalam
kenyataannya banyak para siswa mengeluh karena bahan-bahan materi pelajaran
disajikan kurang menarik serta membosankan di samping guru kurang mampu memilih
metode pembelajarannya.
Akar masalah dari problem mata
pelajaran sosial tersebut adalah bahwa
pembelajaran pengetahuan sosial lebih menekankan pada aspek pengetahuan, fakta
dan konsep-konsep yang bersifat hapalan belaka. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sumantri, 2001 yang menyatakan bahwa pembelajaran IPS di sekolah selalu
disajikan dalam bentuk faktual, konsep yang kering, guru hanya mengejar target
pencapaian kurikulum, tidak mementingkan proses. Hal ini menyebabkan
pembelajaran IPS selalu menjenuhkan dan membosankan dan dianggap oleh peserta didik
sebagai pelajaran kelas dua.
Standar kompentensi dari mata
pelajaran IPS menurut Depdiknas (2003: 5) adalah peserta didik diarahkan,
dibimbing dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang
baik. Hal ini merupakan tantangan yang berat karena masyarakat global selalu
mengalami perubahan yang besar setiap saat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi menambah pengetahuan kita tentang bumi. Namun demikian kemajuan
teknologi yang mendorong industrialisasi telah menghasilkan dampak negatif
berupa polusi dan limbah industri yang mengotori tanah, air serta udara baik
secara lokal, regional bahkan secara global. Untuk menanamkan betapa
berharganya bumi, dan bagaimana memelihara serta melestarikannya sebaiknya
dalam materi yang akan diberikan kepada para siswa dimasukan pengetahuan dan
pemahaman tentang bumi berserta substansinya seperti terbentunya dan evolusi
bumi sebagai salah satu planet dalam sistem alam semesta, siklus iklimnya,
kekayaan alam dan lain-lain. Selanjutnya perlu juga dipelajari tentang
kesehatan masyarakat, kependudukan, kekayaan alam, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta tantangan lokal, regional, nasional dan global.
Perubahan-perubahan yang terjadi
sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi serta dengan masuknya arus globalisasi,
membawa pengaruh yang multidimensional. Di bidang pendidikan perubahan itu
dituntut oleh kebutuhan siswa, masyarakat, dan lapangan kerja. Salah satu
bentuk perubahan yang dituntut dari kurikulum IPS adalah menyesuaikan dengan
perubahan yang terjadi secara global tersebut. Oleh karena itu, pendidikan IPS
harus berkualitas internasional seperti yang dikatakan oleh Alfin Tofler yaitu
harus berpikir global dan bertindak lokal.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) di SD dan SMP/MTs berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan,
nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia (Puskur Balitbang Depdiknas, 2003:2). Terkait dengan tujuan mata
pelajaran IPS yang sedemikian fundamental maka guru dituntut untuk memiliki
pemahaman yang holistik dalam upaya mewujudkan pencapaian tujuan tersebut.
Ranah Hasil Belajar IPS
Dalam dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instraksional, menggunakan klasikfikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah
efektif, dan ranah pisikmotoris (Nana Sudjana, 2002:22). Ranah kognitif
berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintensis, dan
evaluasi. Ranah efektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Ranah psikomotoris
berkenan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam
aspek ranah psikmotoris,(a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar,
(c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepataan, (e) gerakan
keterampilan, (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.
Berdasarkan konsep di atas maka
dapat diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar IPS adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan
dalam bentuk nilai hasil belajar IPS.
2. PENDIDIKAN DI NEGARA PERANCIS
2.1 Perkembangan
pendidikan di Negara Perancis
Republique Francaise merupakan
sebuah negara yang wilayah teritorialnya terletak di Eropa Barat. Namun
demikian, Perancis juga memiliki banyak wilayah teritorial di seberang lautan
di seluruh dunia. Dari sisi histiros, Peracis merupakan satu unit politik yang
dipersatukan oleh penjajah Romawi Kuno, oleh karena itu beberapa segi kehidupan
pun sedikit banyak akan dipengaruhi opleh bangsa romawi. Sedangkan untuk segi
bahasa, Perancis memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Perancis. Dengan adanya
sedikit kesamaan bahasa dengan bahasa Italia, Portugal, dan Spanyol, maka
Perancis termasuk menjadi bagian dari negara latin. Sistem pemerintahan
Perancis baru mulai berkembang pada masa Republik Ketiga (Abad ke-19) yang
ditandai dengan adanya kemajuan yang dicapai melalui ide-ide pemikiran sosial,
politik, ekonomi, termasuk pendidikan yang digagas oleh kaum menengah. Pembaruan-pembaruan
tersebut ternyata mampu merubah Perancis menjadi sosok bangsa yang maju dan
disegani dikancah Eropa. Kamajuan
sosial dan politik yang dialami oleh Perancis memiliki keterkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan yakni dengan adanya berbagai pembangunan pendidikan
yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakatr Perancis sendiri. Pembangunan
sistem pendidikan dilakukan sejak akhir abad ke-19, yaitu ketika Jules Ferry,
pemilik kantor pengacara dari Menteri Penajaran Publik (Minister of Public
Instruction) membuat terobosan baru dalam pembangunan pendidikan di Perancis
yakni menciptakan sekolah Republikan modern yang dapat menampung semua anak
dibawah usia 15 tahun, mewajibkan pendidikan bagi rakyat, dan adanya pendidikan
gratis (free of charge) serta seluler (laique).Sesuai peraturan dalam “ La loi
d’orientation sur l’éducation No. 89-486 tertanggal 10 Juli 1989 “ pendidikan
menempati urusan pertama dalam skala prioritas nasional Perancis.
Pendidikan adalah suatu hak dan
sekaligus kewajiban bagi anak antara umur 6 hingga 16 tahun sehingga semua
beban biaya sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah. Secara umum,
pendidikan di Perancis dewasa ini berlangsung secara sentralistik. Pengelolaan
yang bersifat sentralistik tersebut sedikit banyak dipengaruhi oleh sistem
politik dan sejarah pemerintahannya yang berulang kali lebih bersifat
sentralistik pula. Maksud dari sentarlistik di sini yakni pendidikan yang
dipusatkan sepenuhnya kepada pemerintah. Jadi, kementrian pendidikan (iasa
disebut Ministry of National Education) memeiliki peran urgent dalam kemajuan
pendidikan secara keseluruhan. Selain itu, pemerintah juga menekankan akan
adanya wajib belajar 16 tahun dengan penerapan sistem sekolah gratis untuk
setiap jenjang pendidikan.
2.1.1 Jenjang Pendidikan di
Perancis
Sentraliasi penyelenggaraan
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut selanjutnya membagi jenjang
pendidikan menjadi tiga jenjang, yaitu Pendidikan dasar(enseignement primaire,
Pendidikan menengah (enseignement secondaire) Pendidikan tinggi(enseignement
superieur). Untuk pembahasannya sebgai berikut:
1. Pendidikan
dasar (enseignement primaire) Pada jenjang pendidikan dasar, dimulai dari
tingkat TK (Ecole Maternelle) sebagai tingkat prasekolah. Anak yang sudah
berumur 2 tahun sudah boleh masuk TK. Pendidkan pra-sekolah sendiri dibagi
menjadi 3 tingkat, yaitu: kecil, sedang, dan besar. Pada tahap ini anak-anak
diperkenalkan praktek cara hidup secara berkelompok, penekanan keterampilan
sederhana, dan pengenalan huruf dan angka. Sistem pengajaran di TK sendiri
dimulai pukul 09.00 (pagi) sampai pukul 17.00 (sore). Sistem ini dianut karena
umumnya para pegawai di Perancis bekerja dari pukul 09.00-17.00, dengan catatan
hari Sabtu dan Minggu libur. Selama anak berada di ruang sekolah (09.00-17.00)
mereka sepenuhnya ada di bawah asuhan dan bimbingan guru. Di antara jam belajar
itu mereka (anak-anak) diberi makan siang, dan juga kadang-kadang ada acara
tidur siang. Jadi, para orangtua menyerahkan anaknya ketika berangkat kerja dan
menjemputnya kembali saat pulang kerja (Matrisoni. 2005). Sedangkan untuk
pendidikan dasar, dimulai pada usia 6 dan berlangsung selama 5 tahun, yaitu:
kelas persiapan (CPI), kelas dasar-1 (CE-1), kelas dasar-2 (CE-2), menengah
(CM-1), dan menengah (Cm-2). Tujuan utama dari pendidkan dasar adalah untuk
mengajarkan kepada anak-anaka tentang kehidupan bermasyarakat, memberikan
kemampaun membaca dan berhitung dengan persiapan unutk melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah (Lycees dan Colleges). Pendidikan ini berkewajiban
menggabungkan kepentingan dasar pendidikan dan kesenangan, atau bermain sebagai
suatu pendekatan yang terbukti berhasil pada anak-anak (Rohman,2010). Anak-anak
sekolah di TK dan SD negeri dibebaskan dari pembayaran, dan memperoleh
buku-bulu pelajaran secara gratis.
2. Pendidikan
menengah (enseignement secondaire)
Pendidikan
menengah di Perancis dibedakan menjadi dua, yaitu College (setingkat SMP) dan
Lycee (setingkat SMA). Pada pendidikan menengah tingkat pertama, anak belajar
selama 4 tahun dan pada tingkat akhir anak diberi kesempatan untik memilih
jurusan ke Sekolah Lanjutan Atas (SLA= Lycee). Pada tingkat ini pun peserta
didik tidak dipungut biaya dan buku-buku pelajar diberikan secara gratis.
Pendidikan kejuruan dalam bentuk yang terbatas sudah ada sejak awal. Direktorat
Pendidikan Kejuruan menyediakan tenaga ahli di bidang perindustrian dan
perdagangan, oleh karena itu, sekolah seni dan ketermapilan, perdagangan,
industri, dan spesialis lainnya kini dianggap sebagai pendidkan kejuaruan dan dapat
dimasuki setelah tahun ketujuh pendidikan dasar. Selain itu, dewasa ini
berkembang pendidikan kejuruan yang membuka program paruh waktu untuk
memberikan peluang kepada siswa yang sudah bekerja agar tetap belajar atau
pelajar yang ingin sambil bekerja (Thut and Adams, 2005).
Sedangkan
untuk pendidikan menengah atas (Lycee) ditempuh selama 3 tahun, yaitu: kelas 2,
kelas 1, dan kelas terminal dengan tetep mempertahankan pendidikan fundamental
yang relative homogeny pada semua jurusan. Sejak tahun pertama terdapat 3
jurusan, yaitu: Sastra, Ilmu Pengertahuan alam (IPA) serta Sains dan Teknik
Industri/ Sains Teknik, dan Teknik Ekonomi. Pada akhir SLTA, murid yang lulus
mendapat ijazahBaccoloreat yang dapat digunakan untuk memasuki universitas atau
masuk kelas persiapan pada sekolah tinggi. Untuk sekolah profesoional, sama
halnya dengan sekolah kejuruan di Indonesia, yakni memberikan pendidikan
profesi setelah tamat kelas 3. Pelajaran yang diberikan adalah pendidikan
praktek dan teori selama 2-3 tahun. Setelah lulus, diberikan sertifikat
keterampilan profesional (SKP) dan Diploma Teknik Tinggi (DTT). Biasanya pada
tahun kedua diberikan pelajaran teori dan praktik di sekolah dan perusahaan.
Namun demikian, baik College mauapun Lycee keduanya sama-sama bertujuan untuk
mempersiapkan siswa dalm mengikuti ujian Baccalaureat ( Thut and Adams, 2005).
Begitu pentingnya peran pendidikan
dalam kemajuan untuk Perancis sendiri. Kalau kita membaca buku berjudul France
yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Perancis (Ministere des Affaires
Etrangeres), disebutkan bahwa di Perancis terdapat lebih dari 20 juta pelajar
dan mahasiswa yang belajar pada tahun 2004-2005. Jumlah ini cukup menakjubkan
karena merupakan seperempat dari jumlah penduduk Perancis, yakni sekitar 80
juta jiwa. Tahun 2004 tidak kurang 70 milyar dollar (AS) telah dianggarkan
untuk pendidikan. Jumlah ini mencapai 23 persen dari total anggaran tahunan
Pemerintah Perancis, suatu jumlah anggaran pendidikan yang terbesar di dunia.
Sistem pendidikan di Perancis juga memberikan data sebagai negeri yang jumlah
tenaga yang bergerak di bidang pendidikan cukup besar, yakni sekitar 1,7 juta
pegawai dengan status pegawai negeri yang bekerja di bidang pendidikan
(Matrisoni, 2005).
Tentang penghasilan seorang guru di
Perancis, bagi seorang dalam posisi guru senior, misalnya, ia memperoleh
penghasilan bulanan sekitar 40.000-50.000 euro (sekitar Rp 50 juta-Rp 60 juta
per bulan). Jika dibandingkan dengan gaji guru besar di Indonesia yang sekitar
Rp 2 juta ( Data Tahun 2005 ). Untuk menjadi tenaga guru, termasuk dosen,
tidaklah mudah karena ia akan menjadi tulang punggung dalam menjamin kualitas
pendidikan bangsa. Jika ia diterima menjadi seorang guru, gajinya per bulan
yang paling rendah adalah sekitar 25.000 euro atau sekitar Rp 30 juta, ditambah
dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya, semua sudah tersedia, rumah,
kendaraan, kebutuhan hidup, jaminan kesehatan, tunjangan hari tua, semua sudah
ditanggung oleh pemerintah. Sehingga seorang guru benar-benar berkonsentrasi
penuh dalam mengajar dan mencerdaskan para anak didik, dan mencurahkan seluruh
tenaga dan pikirannya untuk itu.
Oleh karena itu, untuk pengangkatan
seorang guru, termasuk dosen, diadakan seleksi penerimaan yang sangat ketat dan
teruji. Hal ini didukung pula oleh penelitian yang menyatakan bahwa di Perancis
Guru merupakan salah satu dari 3 kelompok profesi yang mendapatkan
kesejahteraan yang paling tinggi dari pemerintah, yang pertama adalah para
penegak hukum ( Hakim, Jaksa /Lawyer ), yang kedua adalah para pegawai publik (
Pelayan masyarakat : dokter, orang-orang Pemda dll ).
Jenjang atau tingkatan pendidikan
sekolah di Perancis tidak jauh berbeda dengan negara-negara lain. Adapun
jenjang atau tingkatan pendidikan yang harus ditempuh oleh para siswa adalah
sebagai berikut (www.education.gouv.fr):
Tabel 1.1 Jenjang pendidikan
sekolah di Perancis
USIA
|
KELAS
|
SEKOLAH
|
17-18
16-17
15-16
|
Lycée
|
Terminale
(T)
Première
(1ere)
Seconde
(2nde)
|
14-15
13-14
12-13
11-12
|
College
|
Troisième
(3e)
Quatrieme
(4e)
Cinquième
(5e)
Sixième
(6e)
|
10-11
9-10
8-9
7-8
6-7
|
Ecole
Primaire
|
Cours
Moyen 1 (CM1)
Cours
Moyen 2 (CM2)
Cours
Elémentaire 2 (CE2)
Cours
Elémentaire 1 (CE1)
Préparatoire
(CP)
|
5-6
4-5
3-4
|
Ecole
maternelle
|
Grande
Section (GS)
Moyenne
Section (MS)
Petite
Section
|
1.
École (sekolah), terdiri atas taman kanak-kanak (L'école maternelle) dan
sekolah dasar (L'école élémentaire/ elementary school). Anak yang menempuh
tingkat ini adalah anak-anak yang sebagian besar berusia 3 – 5 tahun untuk TK
dan usia 6 – 11 tahun untuk SD.
·
Taman Kanak-Kanak (L'école maternelle)
Di Perancis,
pada tahun 2009, 11,6% anak usia 2 tahun dan hampir semua anak dari umur 3
sampai 5 tahun yang terdaftar di sekolah. Anak-anak mengembangkan kemampuan
dasar mereka, meningkatkan bahasa mereka dan mulai menemukan dunia penulisan,
jumlah dan bidang pelajaran lainnya. Mampu untuk menjalani pengalaman sekolah
pertama dengan sukses adalah tujuan utama dari TK. Program pendidikan di TK ini
dibagi menjadi lima bidang, yaitu mengenal bahasa dan menemukan tulisan,
berlatih menjadi siswa, bertindak dan berbicara dengan tubuhnya, menemukan
dunia serta melihat, merasakan, membayangkan dan menciptakan (www.education.gouv.fr).
·
Sekolah Dasar (L'école élémentaire/
elementary school).
Sekolah dasar
ditempuh oleh anak-anak yang berumur 6 sampai 11 tahun. Ada lima tingkatan: CP,
CE1, CE2, CM1 dan CM2. Pada tahun 2009-2010, Perancis memiliki 32.609 sekolah
dasar negeri dan 5.174 swasta. Kompetensi yang diharapkan dari siswa ditentukan
oleh siklus: (www.education.gouv.fr)
2.COLLÈGE
(sekolah menengah / lower secondary school)
Ada total tujuh tahun dari sekolah menengah, yang
terbagi antara empat tahun di sekolah menengah bawah (college), diikuti oleh
sampai tiga tahun di sekolah menengah atas (lycée). Siswa diterima ke college
dari sekolah dasar pada usia 11 tahun. Empat tahun sekolah menengah dibagi
menjadi tiga siklus pendidikan (www.french-property.com):
2.1.2 Kurrikulum Pendidikan di
Perancis
Collège (sekolah menengah / lower
secondary school) disebut juga sebagai pendidikan menengah pertama yang wajib
ditempuh sampai usia 15 tahun atau hingga usia 16 tahun termasuk awal
pendidikan di sekolah tinggi. Pada tingkat sekolah menengah ini, siswa harus
menempuh pendidikan umum dan pendidikan eksplorasi. Adapun mata pelajaran yang
termasuk dalam pendidikan umum akan dijelaskan sebagai berikut
(http://www.education.gouv.fr) :
No
|
Mata Pelajaran
|
Bahan Pembelajaran
|
1.
|
Perancis
|
4 genre atau
aliran tulisan (novel, drama, puisi, argumentas tertulis)
|
2.
|
Sejarah dan
geografi
|
Sejarah:
sejarah eropa di dunia
Geografi: 4
tema pada isu pembangunan, organisasi, perencanaan dan pengembangan wilayah
dengan menyeberangi sosial, ekonomi dan lingkungan.
|
3.
|
LV 1 dan LV 2
|
Bahasa “seni
hidup bersama”
|
4.
|
Matematika
|
Fungsi,
geometri, dan statistik & probabilitas
|
5.
|
Fisika dan
kimia
|
Kesehatan,
olahraga, semesta
|
6.
|
IPA dan bumi
|
Bumi di alam
semesta, kehidupan dan evolusi kehidupan, Isu global kontemporer, Tubuh
manusia dan kesehatan
|
7.
|
Pendidikan
jasmani dan olahraga
|
Praktek dan
kegiatan fisik, olahraga dan seni.
|
8.
|
Pendidikan
kewarganegaraan, hukum dan sosial
|
Masalah aturan
kolektif yang mengatur semua bagian kehidupan dalam masyarakat dan membangun
aturan hukum yang dipelajari
|
Selain mempelajari pelajaran umum,
setiap siswa juga harus menempuh pelajaran eksplorasi dengan alokasi waktu 54
jam per tahun, atau 1,5 jam per minggu. Pada pelajaran ini, setiap orang dapat
mencoba disiplin baru, untuk memfasilitasi pilihan kariernya nanti. Adapun
tujuan pelajaran eksplorasi ini adalah: (www.education.gouv.fr)
·
Menemukan metode disiplin ilmu
pengetahuan dan terkait
·
Informasi mengenai kursus yang tersedia
dan siklus terakhir dalam atas: iut, kelas persiapan, perguruan tinggi, dll.
·
Mengidentifikasi aktivitas kerja yang
kursus-kursus ini dapat menyebabkan
Bagian-bagian pelajaran eksplorasi
yang harus diambil oleh setiap siswa adalah sebagai berikut
(www.education.gouv.fr):
1) Dua
program pilihan
Setiap siswa memilih dua pelajaran
yang berbeda dengan 12 mata pelajaran pertama yang dipilih yaitu eksplorasi
ekonomi: "prinsip-prinsip dasar ekonomi dan manajemen" atau
"ilmu ekonomi dan sosial"
2) Sebuah
komplementer pada pendidikan teknis
Selain belajar eksplorasi ekonomi,
siswa dapat memilih dua pengajaran teknologi : bioteknologi, dan ilmu
laboratorium, kesehatan dan pembangunan sosial, inovasi teknologi dan ilmu
teknik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan rute teknologi (www.education.gouv.fr).
3) Pelatihan
khusus
Kedua eksplorasi ajaran dapat
digantikan oleh sebuah instruksi, karena pelatihan khusus yang mengarah dan
jadwal yang diperlukan yaitu Pendidikan Jasmani dan Olahraga (180 jam), Kreatif
desain dan budaya (216 jam), Circus Arts (216 jam)
Tabel
2.1 Kurrikulum pendidikan di Negara perancis
MATA PELAJARAN
|
TUJUAN
|
PROGRAM
|
PERANCIS
|
Untuk menguasai bahasa dan
memiliki budaya sastra
|
Studi Perancis, Ekspresi,
Membaca
|
MATEMATIKA
|
Mengembangkan keterampilan
berpikir, berimajinasi dan berpikir kritis, meletakkan dasar-dasar kemampuan
kritis dalam matematika.
|
Organisasi dan fungsi
manajemen data, Angka dan perhitungan, Geometri, Ukuran dan takaran
|
BAHASA MODERN
|
· Belajar untuk berkomunikasi
· Menemukan
budaya baru
· Mencapai tingkat yang ditetapkan untuk seluruh Eropa
|
· Tingkat ke-6 dan ke-5
· Berkomunikasi, bercerita dan mendeskripsikan,
berbicara tentang kehidupan sehari-hari
· Tingkat ke-4 dan ke-3
Perjalanan, IPA dan fiksi
ilmiah, Sekolah dan masyarakat, Pengaruh yang ditinggalkan oleh budaya di
lingkungan
|
BAHASA &
BUDAYA KUNO
|
· Lebih memahami asal-usul B. Perancis dan belajar
bahasa asing,
· Mengembangkan budaya dalam sejarah umum, hukum,
sastra, politik dan seni
|
Bahasa latin dan Yunani
direfleksikan ke bahasa perancis
|
SEJARAH
GEOGRAFI
KWN
|
· sejarah: siswa
mengembangkan budaya umum.
· geografi: siswa mengembangkan rasa ingin tahu mereka
dan pengetahuan dunia.
· kewarganegaraan: mereka memper-siapkan diri untuk
bertindak sebagai orang yang bertanggung jawab
|
· Tingkat keenam : Setelah mengenal peradaban Timur,
siswa mengetahui Yunani dan Roma dan mempelajari munculnya Yudaisme dan
Kristen.
· Tingkat kelima : Siswa belajar tentang peradaban besar
antara abad ketujuh dan akhir abad ketujuh belas
· Tingkat keempat : Abad kedelapan belas dan
kesembilan belas (Pencerahan untuk Revolusi Industri)
· Tingkat ketiga : Siswa memulai sejarah dunia sejak
1914
· Program Geografi
· Tingkat keenam : program ini mengeksplorasi dunia,
untuk mencari kebudayaan dalam keragaman mereka, menemukan dan
mengkarakterisasi berbagai cara hidup.
· Tingkat kelima : Pertumbuhan penduduk,
ketidaksetaraan dalam kondisi hidup, kekayaan dan perkembangan masyarakat,
hubungan antara perusahaan dan sumber daya
· Tingkat keempat : siswa belajar elemen sederhana
dari deskripsi, analisis dan penjelasan dari proses globalisasi dan bekerja
pada diskusi itu memprovokasi.
· Tingkat ketiga : Program mengarah peran global
Perancis dan Uni Eropa.
Ø Program pendidikan kewarganegaraan : Siswa belajar
kompleksitas kehidupan sosial dan politik. Dari situasi konkret (pemilihan
wakil kelas, misalnya), mereka membahas konsep-konsep kunci dan kosa kata
kewarganegaraan
|
IPA DAN BUMI
|
·
Memperoleh elemen penting dari kemampuan membaca
ilmiah untuk memahami fungsi tubuh manusia, dunia kehidupan, Bumi dan
lingkungan.
·
Siswa mengamati fenomena atau organisme hidup, ada
pertanyaan, berspekulasi, melakukan manipulasi dan percobaan: mereka belajar dan proses ilmiah.
·
Mereka juga menyadari pentingnya keselamatan,
menghormati orang lain dan kebutuhan bagi setiap orang untuk merasa
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kesehatan.
|
· Tingkat keenam
: Siswa mengamati lingkungan sekitarnya untuk memahami dua aspek
· Tingkat kelima
: Siswa sampai pada tingkat pertama pemahaman fungsi gizi pada manusia,
fungsi paru di makhluk hidup, dinamika planet dari manifestasi permukaan
· Tingkat
keempat : Reproduksi seksual pada makhluk hidup dan manusia, mekanisme
transmisi saraf dan hormon dalam tubuh dan cara kerja di dalam planet ini
yang dipelajari
· Tingkat ketiga
: Dengan genetika dan imunologi pengetahuan manusia diperkaya.
|
FISIKA-KIMIA
|
· Memperoleh kemampuan membaca ilmiah dasar dalam
berbagai bidang fisika dan kimia.
· Mengandalkan terutama pada percobaan, siswa belajar
dasar-dasar materi ilmiah, cahaya, listrik, gravitasi.
· Mereka
mengembangkan rasa observasi, pemikiran rasa ingin tahu, kritis dan minat
dalam kemajuan ilmiah dan teknis.
|
Dalam kelima : Air,
Listrik, Cahaya
Dalam keempat : Molekul,
Listrik, Cahaya
Dalam ketiga : Kimia,
Listrik, Gravitasi
|
TEKNOLOGI
|
· Memahami dunia teknis, berdasarkan langkah-langkah
konkret.
· Siswa belajar metode dan pengetahuan untuk memahami
dan mengendalikan operasi objek teknis, buatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
· Mempelajari pengaruh dari benda-benda teknis dan
perubahan terhadap masyarakat dan lingkungan.
|
· Ke-6
Memahami bagaimana benda
teknis, cara kerja objek teknis yang terkait dengan transportasi, Memperdalam
pengetahuan mereka tentang TIK
· Ke-5 dan ke-4
Mengembangkan pengetahuan
tentang pelaksanaan, desain sebuah objek teknis dan ICT, menganalisis sistem
dan proses untuk membuat, belajar tentang pendekatan desain, memperkaya
pengetahuan mereka tentang ICT, dengan sistem kontrol otomatis dan pemodelan
numerik.
· Ke-3
Pendekatan teknologi dengan
mempertimbangkan teknis, ekonomi,
|
FISIKA-KIMIA
|
· Memperoleh kemampuan membaca ilmiah dasar dalam
berbagai bidang fisika dan kimia.
· Mengandalkan terutama pada percobaan, siswa belajar
dasar-dasar materi ilmiah, cahaya, listrik, gravitasi.
· Mereka mengembangkan rasa observasi, pemikiran rasa
ingin tahu, kritis dan minat dalam kemajuan ilmiah dan teknis.
|
Dalam kelima : Air,
Listrik, Cahaya
Dalam keempat : Molekul,
Listrik, Cahaya
Dalam ketiga : Kimia,
Listrik, Gravitasi
|
TEKNOLOGI
|
· Memahami dunia teknis, berdasarkan langkah-langkah
konkret.
· Siswa belajar metode dan pengetahuan untuk memahami
dan mengendalikan operasi objek teknis, buatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
· Mempelajari
pengaruh dari benda-benda teknis dan perubahan terhadap masyarakat dan
lingkungan.
|
·
Ke-6
Memahami bagaimana benda
teknis, cara kerja objek teknis yang terkait dengan transportasi, Memperdalam
pengetahuan mereka tentang TIK
·
Ke-5 dan ke-4
Mengembangkan pengetahuan
tentang pelaksanaan, desain sebuah objek teknis dan ICT, menganalisis sistem
dan proses untuk membuat, belajar tentang pendekatan desain, memperkaya
pengetahuan mereka tentang ICT, dengan sistem kontrol otomatis dan pemodelan
numerik.
·
Ke-3
Pendekatan teknologi dengan
mempertimbangkan teknis, ekonomi,
|
PEND. MUSIK & SENI
|
· Mengembangkan kemampuan untuk mengamati karya,
sebuah praktek artistik.
· Siswa menemukan, melalui analisis karya seni,
keragaman genre, gaya dan periode.
|
Pendidikan Musik dan Seni
Visual
|
PEND.JASMANI & OLAHRAGA
(EPS)
|
Memperoleh, pada usia
transformasi, kemampuan fisik baru.
|
Atletik, Olahraga renang ,
Aktivitas luar ruangan , Senam, Seni, Tim olahraga, Raket olahraga, Tempur
|
SEJARAH SENI
|
Memperoleh budaya artistik
umum.
|
Spasial seni, Seni Bahasa,
Seni kehidupan sehari-hari, Suara seni, Seni pertunjukan, Seni visual
|
2.1.2 Kalender Pendidikan di Negara
Perancis
Satu tahun ajaran setidakny harus
terdiri atas 36 minggu dibagi menjadi lima periode kerja yang dipisahkan oleh
empat kali liburan yaitu libur Natal, musim dingin (winter), musim semi
(spring) dan musim panas (summer). Kalender sekolah diadopsi dari Menteri
Pendidikan Nasional untuk jangka waktu tiga tahun (www.education.gouv.fr).
2.1.3 Penilaian dalam pendidikan
College ( lower Secondary School)
Penilaian dilakukan dengan sangat
ketat, dengan sistem penilaian berkelanjutan, tes rutin dan laporan sekolah
selama dua tahun termasuk laporan tentang perilaku partisipasi, kehadiran dan
partisipasi saat anak menempuh kehidupan di sekolah (www.education.gouv.fr).
Orang tua memiliki hak banding ke Inspektur d'Académie jika mereka tidak setuju
dengan keputusan sekolah, dimana siswa harus mengerjakan ujian dalam waktu tiga
hari sejak pemberitahuan keputusan (www.education.gouv.fr).
Ujian tertulis disebutkan
sebelumnya, Brevet des college meliputi Perancis, Matematika dan Sejarah /
Geografi. Ini bukan ujian masuk ke "Lycée" dan tidak wajib, meskipun
semua siswa secara otomatis terdaftar untuk ikut ujian. Hasil ujian ini
merupakan indikasi dari tingkat keseluruhan pengetahuan siswa dalam mata
pelajaran dasar. Pelaksanaannya dengan cara siswa dari sekolah yang berbeda
dikumpulkan dan dikirim ke lokasi lain untuk mengambil ujian. Semua siswa juga
diharapkan untuk menguasai tujuh keterampilan dasar saat di college
(www.education.gouv.fr).
2.2 Mata Pelajaran Ilmu
Pendidikan Sosial di Negara Perancis
Semua siswa di akhir pelajaran pokok di
Perancis, dalam seconde kelas the lycée d'enseignement générale et
technologique (LEGT), mengikuti suatu
kurikulum umum; karena yang akhir tahun kedua (post-compulsory)siswa memilih
kuliah pokok spesialis yang tergantung pada kecakapan yang spesifik yang mereka
putuskan. Pelajaran di seconde pada umumnya meliputi pokok / wajib. para siswa
memilih pelajaran pokok yang disajikan.
Mata pelajaran pokok
• Bahasa
Perancis;
• Matematika;
• Ilmu
fisika Dan Ilmu kimia;
• Ilmu
pengetahuan Bumi;
• Bahasa
asing modern;
• Sejarah dan geografi;
• Pendidikan
jasmani dan olahraga; an
• Pendidikan
Kewarganegaraan, Hukum, dan Pendidikan
social (Social Studies)
Ditambah dengan:
• Dukungan
Individual (Individual support)
• Teknologi
Informasi (Information technology)
• Jam
Kelas (Class hours)
• Workshop
Ekspresi Seni/Artistik (Artistic expression workshops)
• Praktek
sosial budaya Social and cultural practices)
Pembelajaran di sekolah negara
Perancis tidak selalu diadakan di ruang kelas, namun dapat pula diadakan di
luar (Discovery Class) dimana pembelajaran dapat berlangsung ditempat-tempat
baru selama beberapa waktu, misalnya di pantai atau lereng salju selama satu
minggu atau lebih dengan tujuan untuk memperluas wawasan anak didik
(www.education.gouv.fr).
Selain mempelajari pelajaran umum,
setiap siswa juga harus menempuh pelajaran eksplorasi dengan alokasi waktu 54
jam per tahun, atau 1,5 jam per minggu. Pada pelajaran ini, setiap orang dapat
mencoba disiplin baru, untuk memfasilitasi pilihan kariernya nanti. Adapun
tujuan pelajaran eksplorasi ini adalah: (www.education.gouv.fr)
Table.Alokasi
waktu dalam setiap mata pelajaran
|
KE-6
11–12 th
|
KE-5
12-13 th
|
KE-4
13-14 th
|
KE-3
14-15th
|
Mata pelajaran
|
jam
|
jam
|
jam
|
jam
|
Perancis
|
5 jam
|
4 jam
|
4 jam
|
4,5 jam
|
Matematika
|
4 jam
|
3,5 jam
|
3,5 jam
|
4 jam
|
Modern lang
|
4 jam
|
3 jam
|
3 jam
|
3 jam
|
Modern lang 2
|
-
|
-
|
3 jam
|
3 jam
|
Sejarah/geog/kewarganegaraan
|
3 jam
|
3 jam
|
3 jam
|
3,5 jam
|
Ilmu / teknologi
|
3 jam
|
4,5 jam
|
4,5 jam
|
3 jam
|
Seni / musik
|
2 jam
|
2 jam
|
2 jam
|
2 jam
|
Fisik rekreasi
|
4 jam
|
3 jam
|
3 jam
|
2 jam
|
Satu tahun ajaran setidakny harus terdiri
atas 36 minggu dibagi menjadi lima periode kerja yang dipisahkan oleh empat
kali liburan yaitu libur Natal, musim dingin (winter), musim semi (spring) dan
musim panas (summer). Kalender sekolah diadopsi dari Menteri Pendidikan
Nasional untuk jangka waktu tiga tahun (www.education.gouv.fr).
C. PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Hal
ini dikarenakan melalui komparasi terhadap sistem pendidikan yang ada di negara
lain, dapat dijadikan sebagai reverebsi dalam upaya perbaikan mutu pendidikan
bangsa. Perbandingan sistem pendidikan yang ada di Indonesia dengan Perancis
dapat dilihat dari berbagai aspek, anatar lain:
Table Perbandingan pendidikan jenjang
Sekolah Menengah Pertama untuk mata pelajaran IPS di Perancis dan Indonesia
No.
|
Aspek
Perbandingan
|
Indonesia
|
Perancis
|
1.
|
Masa Belajar
|
3 tahun
|
4 tahun
|
2.
|
Tahun Akademik
|
Juli sampai dengan Juni
|
September
sampai Agustus
|
5
|
Jumlah jam mata Pelajaran IPS
|
Jumlah jam perminggu
Kelas 7 : 4 jam
Kelas 8 : 4 jam
Kelas 9 : 4 jam
|
Jumlah jam perminggu
Kelas 6 : 3 jam
Kelas 7 : 3 jam
Kelas 8 : 3 jam
Kelas 9 : 3,5 jam
|
6
|
Bidang studi
|
Mata pelajaran umum
-
IPS
Terpadu (sejarah, geografi, ekonomi)
|
Mata
pelajaran Umum
-
Sejarah: sejarah eropa di dunia
-
Geografi: 4 tema pada isu pembangunan, organisasi,
perencanaan dan pengembangan wilayah dengan menyeberangi sosial, ekonomi dan
lingkungan.
Mata
Pelajaran Pilihan
-
2
pilihan pelajaran eksplorasi ekonomi :
1.
Prinsip
dasar ekonomi dan manajemen
2.
Ilmu
ekonomi dan social
-
2
pengajaran teknologi :
1.
Bioteknologi
dan ilmu labratorium
2.
Kesehatan
dan pembangunan social
3.
Inovasi
teknologi dan ilmu teknik
4.
Ilmu
ekonomi dan social
|
|
|
Sejarah
-
Kelas 7
:
Mempelajari kehidupan pada masa
aksara di Indonesia, perkembangan masyarakat hindu-budha di Indonesia
-
Kelas 8:
Proses kebangkitan nasional,
persiapan kemerdekaan
-
kelas 9
usaha mempertahankan kemerdekaan,
kerjasama internasional
Geografi:
-
kelas 7:
a.
keanekaragaman
bentuk muka bumi, pembentukan serta dampaknya
b.
menggunakan
peta, atlas dan globe,
c.
gejala
atmosfer
-
kelas 8:
a.
Kondisi
fisik wilayah dan penduduk
b.
Permasalahan
penduduk
c.
Permasalahan
lingkungan hidup
Ekonomi
Kelas
7
a.
tindakan
ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan
sehari-hari
b.
manusia
sebagai makhluk social dan ekonomi yang bermoral dalam memnuhi kebutuhan.
Kelas
8:
a.
pelaku
ekonomi, bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi
masyarakat
b.
permintaan
dan penawaran serta terben-tuknya
harga pasar, fungsi pajak dalam perekonomian nasional
c.
sistem
perekonomian Indonesia
|
Sejarah
-
Tingkat
keenam : Setelah
mengenal peradaban Timur, siswa mengetahui Yunani dan Roma dan mempelajari
munculnya Yudaisme dan Kristen.
-
Tingkat kelima :
Siswa belajar tentang peradaban besar antara abad ketujuh dan akhir abad
ketujuh belas
-
Tingkat keempat :
Abad kedelapan belas dan kesembilan belas (Pencerahan untuk Revolusi
Industri)
-
Tingkat ketiga :
Siswa memulai sejarah dunia sejak 1914
Program Geografi
-
Tingkat keenam : program
ini mengeksplorasi dunia, untuk mencari kebudayaan dalam keragaman mereka,
menemukan dan mengkarakterisasi berbagai cara hidup.
-
Tingkat kelima :
Pertumbuhan penduduk, ketidaksetaraan dalam kondisi hidup, kekayaan dan
perkembangan masyarakat, hubungan antara perusahaan dan sumber daya
-
Tingkat keempat :
siswa belajar elemen sederhana dari deskripsi, analisis dan penjelasan dari
proses globalisasi dan bekerja pada diskusi itu memprovokasi.
-
Tingkat ketiga :
Program mengarah peran global Perancis dan Uni Eropa.
|
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.education.gouv.fr.
The Education System. Diakses pada tanggal 30 Maret 2012.
http://www.france-properties.com/education.
School Education in France. Diakses pada tanggal 30 Maret 2012.
http://www.frenchentree.com/fe-education.
Diakses pada tanggal 30 Maret 2012.
nice lengkap dan sangat membantu sekali
BalasHapusEMI