1. pola konsumsi pak alex adalah c= 2.500.000+0, 6y.jika pendapatan alex adalah Rp. 6.500.000, maka besar tabungan pak alex adalah?
2. diketahui fungsi konsumsi dinyatsksn dengan perssmaan c= 80+0, 8y.jika besar tabungan adalah 20 maka jumlah konsumsi?
3. diketahui fungsi konsumsi sustu negara c= 500+0, 2y, hitunglah y pada saat break even pointnya?
4.diketahui fungsi konsumsi c= 200+0, 8y.tentukan fungsi tabungannya?
5. buatlah fungsi konsumsi jika diketahui bahwa ketika pendapatan 10.000, besar tabungan 5.000 dan ketika pendapatan 15.000 besar tabungan 7.500
Sabtu, 21 Maret 2015
exercise 2
1. jika diketahui pendspatan masyarakat bertambah dari 100.000 menjadi 120.000 mengaakibatkan konsumsi masyarakat menjadi naik dari 90.000 menjadi 105.000.oleh karena itu, MPS nya yaitu?
2. apabila fungsi tabungan s = -50+0, 4y, maka besar MPC nya yaitu?
3. diketahui fungsi tabungan s= -150.000+0, 8y, maka fungsi konsumsinya?
4. berdasarkan fungsi tabungan sosl nomor 3 diatas maka besar MPSNya yaitu?
5. jika diketahui fungsi konsumsi masyarakat c= 500+0, 7y, fungsi tabungan masyarakat adalah?
2. apabila fungsi tabungan s = -50+0, 4y, maka besar MPC nya yaitu?
3. diketahui fungsi tabungan s= -150.000+0, 8y, maka fungsi konsumsinya?
4. berdasarkan fungsi tabungan sosl nomor 3 diatas maka besar MPSNya yaitu?
5. jika diketahui fungsi konsumsi masyarakat c= 500+0, 7y, fungsi tabungan masyarakat adalah?
Rabu, 04 Maret 2015
Exercise 1,,(x.b SMA bukit asam)
1. Diketahui fungsi konsumsi suatu negara C =
200 + 0,8Y. Tentukan fungsi tabungan?
2. jika diketahui fungsi konsumsi C = 500 + 0,2
Y,hitunglah break even pointnya?
3. jelaskan yang dimaksud
dengan Marginal Prospensity to consume?
4. jelaskan yang
dimaksud dengan Marginal prospensity to save?
5. buatlah fungsi
konsumsi jika diketahui bahwa ketika pendapatan 10.000, besar tabungan 5.000 dan
ketika pendapatan 15.000, besar tabungan 7.500.
KONSUMSI DAN INVESTASI
Pada bab sebelumnya kalian telah membahas mengenai pendapatan per kapita, yaitu pendapatan untuk setiap penduduk. Pendapatan seseorang berpengaruh pada pola atau kegiatan konsumsi seseorang. Kegiatan konsumsi adalah kegiatanpemakaian suatu barang yang bersifat menghasilkan atau mengurangi nilai guna suatu barnag untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
A. Konsumsi
Konsumsi merupakan tindakan pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam menggunakan komoditas berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Mengapa kita harus memahami konsumsi? Membahas konsumsi sangat penting untuk analisis ekonomi jangka panjang maupun jangka pendek suatu negara. Secara agregat, konsumsi merupakan penjumlahan dari pengeluaran seluruh rumah tangga yang ada dalam suatu perekonomian. Dengan mengetahui total pengeluaran suatu perekonomian, maka akan dapat diketahui beberapa masalah penting yang muncul dalam perekonomian, seperti pemerataan pendapatan, efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu perekonomian , masalah-masalah lainnya. Dengan demikian, kita dapat menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Secara umum, pengeluaran konsumsi terbagi menjadi konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Namun dalam pembahasan kali ini kita lebih menekankan ada konsumsi rumah tangga, alasannya sebagai berikut.
Konsumsi rumah tangga memiliki porsi yang blebih besar dalam pengeluaran agregat jika dibandingkan dengan konsumsi pemerintah
Konsumsi rumah tangga bersifat endogen, dalam arti besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Keterkaitan ini akan menghasilkan teori dan model ekonomi sendiri untuk konsumsi/
Perkembangan masyarakat begitu cepat menyebabkan perilaku konsumsi juga berubah cepat sehingga pembahasan tentang konsumsi rumah tangga akan tetap relevan
a. Pengertian Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam suatu perekonomian.
Persamaannya C = a + bY
Keterangan :
C = tingkat konsumsi
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional 0
b = kecondongan konsumsi marginal
Y = tingkat pendapatan nasional
b. Kecenderungan Mengkonsumsi (Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi dibedakan menjadi dua yaitu :
– Kecenderungan mengonsumsi marginal
– Kecenderungan mengonsumsi rata-rata
Kecenderungan mengonsumsi marginal yaitu perbandingan antara pertambagan (AC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disporsabel (AY).
MPC= ∆C/∆Yd
Keterangan
MPC = Marginal Propensity to concume (kecondongan mengosumsi marginal)
∆C = pertambahan konsumsi
∆Yd = pertambahan pendapatan
Kecenderungan Mengonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata yaitu perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd).
APC= C/Yd
Keterangan
APC = konsumsi rata-rata
C = tingkat konsumsi
Yd = besarnya pendapatan disposabel
Untuk lebih jelasnya lihat APC dan MPC di bawah ini :
Tahun | Y | C | APC | MPC |
2004 | 110 | 120 | 1,09 | |
2005 | 140 | 140 | 1,00 | 0,67 |
2006 | 170 | 160 | 0,94 | 0,67 |
2007 | 200 | 180 | 0,90 | 0,67 |
2008 | 230 | 200 | 0,87 | 0,67 |
Contoh mencari fungsi konsumsi dan menggambar grafiknya :
Jawab :
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari segi ekonomi makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif
B. Pengertian Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian
S = -a + (1 – b) Y
Keterangan :
S = besarnya tabungan (save)
A = konnsumsi yang harus dipenuhi pada saat pendapatan nol
1-b = marginal prospensity to save
Y = pendapatan nasional
Marginal Prospensity to Save (MPS)
Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel.
MPS= ∆S/∆Yd
Keterangan :
MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)
S : pertambahan tabungan
Yd : pertambahan pendapatan
Average Prospensity to Save (APS)
Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat tabungan (S) dengan tingkat pendapatan. Hubungan antara pendapatan, dan tabungan dinyatakan dalam rumus:
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPC dengan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat, hal in bisa kita buktikan dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut:
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
Hubungan antara Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan
Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPS dan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
VII. KESEIMBANGAN TINGKAT KONSUMSI
Keseimbangan konsumsi terjadi apabila semua pendapatan habis dipakai untuk konsumsi. Jadi dapat dirumuskan : Y = C
Dapat dicontohkan dari fungsi konsumsi pada contoh di atas dapat dihitung :
Y = C
Y = 100 + 0,6Y
Y – 0,6Y = 100
0,4Y = 100
y = 250
Apa itu Investasi?
Investasi merupakan pengeluaran untuk kegiatan produksi atau pada sesuatu dengan harapan memperoleh keuntungan. Investasi terkadang disebut sebagai kegiatan penanaman modal. Investasi pada kegiatan produksi yaitu investasi yang meliputi input produksi yang penggunaanya dalam jangka waktu yang relatif lama dan dapat digunakan dalam proses produksi.
Contoh investasi adalah pembelian berupa asset financial seperti obligasi, saham , asuransi. Dapat juga pembelian berupa barang seperti mobil atau property seperti rumah atau tanah. Lebih luasnya investasi dapat berarti pembelian barang modal untuk produksi dalam suatu usaha misalnya pembelian mesin. Bahkan pemberian pendidikan dan pelatihan bagi karyawan yang membuat lebih mahir dalam bekerja bisa dikatakan sebagai investasi. Kesamaan dari semua investasi diatas adalah harapan memperoleh keuntungan (gain) di kemudian hari.
Mengapa kita perlu berinvestasi?
Ada banyak alasan untuk ini, salah satunya adalah persiapan masa depan sedini mungkin melalui persiapan perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini. Seperti kita tahu sejalan dengan waktu nilai mata uang bisa berkurang karena adanya inflasi, yaitu misalnya kenaikan harga barang dan jasa, inflasi inilah salah satu alasan utama mengapa kita perlu berinvestasi, baik atas dana atau aset yang sudah ada atau yang akan kita miliki agar “nilai”-nya dapat dipertahankan dan tentu saja diharapkan meningkat.
Dari uraian diatas dapat di tarik 4 hal utama alasan berinvestasi yaitu:
- Adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum dapat terpenuhi
- Adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang telah dimiliki
- Adanya keinginan untuk menambah nilai aset yang sudah ada
- Adanya Inflasi
Apa saja yang dapat mempengaruhi investasi?
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi investasi, diantaranya:
- Suku Bunga Ketika suku bunga bank rendah atau tidak tinggi, calon investor (sebutan bagi pelaku investasi) memprediksikan hasil investasi lebih besar dari pada jika ditabung dan memperoleh bunga. Maksudnya adalah jika dana yang digunakan hasil pinjaman, keuntungan investasi tidak besar, maka akan rugi, karena untuk membayar cicilan dan bunganya (yang lebih tinggi dari hasil investasi) tidak mencukupi.
- Tingkat Ekspetasi Keuntungan Ekspektasi adalah harapan. Jadi bila harapan keuntungan tinggi, tingkat investasi juga tinggi.
- Ramalan Keadaan Ekonomi Kebalikan dari tabungan, investasi lebih tinggi pada saat keadaan ekonomi stabil karena suatu usaha akan lebih mudah dikalkulasikan dan diprediksi keuntungannya. Kondisi ekonomi yang tidak stabil menyebabkan sektor usaha tidak dapat diprediksi keuntungannya, bahkan peluang untuk ambruk lebih besar sehingga keinginan orang untuk berinvestasi akan menurun.
sumber : Pelajaran IPS Ekonomi Bilingual/ Khoirul Anwar. Cet I. Bandung : Yrama Widya, 2009
KURVA INVESTASI
Investasi sering disebut juga penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi juga dapat disebut sebagai kegiatan untuk membuka usaha dan menggunakan uang untuk membeli barang barang modal. Dengan demikian, investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi guna menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Besar kecilnya permintaan investasi tergantung pada tingkat bunga yang berlaku, semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil permintaan investasi. Jadi hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi adalah berbanding terbalik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kurva permintaan investasi pada
Kurva permintaan investasi perekonomian diperoleh dengan cara menjumlahkan investasi seluruh perusahaan pada masing masing tingkat bunga. Pada tingkat bunga yang lebih rendah, semakin banyak proyek investasi menguntungkan bagi masing masing perusahaan, sehingga total belanja investasi dalam perekonomian meningkat.
Dari kurva permintaan investasi di samping dapat dijelaskan jika tingkat bunga naik menjadi 10 persen, belanja investasi menurun menjadi $0,5 triliun. Dan jika tingkat bunga turun menjadi 6 persen, investasi naik menjadi $0,7 triliun. Sepanjang kurva permintaan investasi yang diasumsikan konstan adalah ekspektasi usaha tentang perekonomian. Jika perusahaan semakin optimis tentang prospek adanya keuntungan, maka permintaan investasi naik, dan kurvanya bergeser ke kanan.
Kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Fungsi atau kurva investasi digambarkan sejajar dengan sumbu datar atau horizontal, yang juga disebut sebagai investasi otonom. Artinya besar kecilnya pembentukan modal tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan nasional.
Besar kecilnya pengeluaran investasi perusahaan ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini.
1. Tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari investasi.
2. Tingkat bunga yang berlaku.
3. Prediksi atau ramalan keadaan ekonomi di masa depan.
4. Kemajuan teknologi suatu negara .
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
Dalam analisis penghitungan pendapatan nasional suatu negara, keseimbangan perekonomian negara pada perekonomian dua sektor dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keadaan keseimbangan tersebut menunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian dua sektor, yaitu pendapatan (Y) sama dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) ditambah dengan pengeluaran investasi perusahaan ( I ) atau besarnya kebocoran (S) sama dengan besarnya suntikan (I). Dengan adanya investasi, maka grafik keseimbangan pendapatan dalam perekonomian dua sektor bergeser dari besarnya Break Even Point atau Break Even Income ( Y = C ) menjadi Y = C + I.
Contoh:
Pada suatu perekonomian negara “Z” diketahui fungsi konsumsi C = 200 miliar + 0,75 Y, sedangkan besarnya pengeluaran investasi perusahaan (I) sebesar Rp300 miliar.
Tentukan:
1. besarnya pendapatan nasional keseimbangan,
2. besarnya konsumsi keseimbangan,
3. besarnya tabungan keseimbangan,
4. gambar grafik fungsi konsumsi, tabungan, dan investasi dalam keadaan keseimbangan.
Langganan:
Postingan (Atom)