Kamis, 11 Juli 2013

TENAGA ENDOGEN DAN TENAGA EKSOGEN



Keragaman Bentuk Muka Bumi

Bentuk permukaan bumi tidak rata. Ada yang berupa gunung, pegunungan, dan bukit. Adapula yang berupa lembah, daratan tinggi dan daratan rendah. Keadaan itu tidak hanya di daratan. Di dasar laut pun terdapat lembah yang dalam (trog atau palung laut), lubuk laut,gunung laut, punggung laut, dan semacamnya. Perbedaan tinggi rendah permukaan bumi disebut relief. Ilmu yang mempelajari tentang relief permukaan bumi disebut geomorfologi.
  1. Bentuk Muka Bumi (Relief) Daratan
Relief daratan tidak rata, dapat berupa gunung, pegunungan, bukit, daratan rendah, lembah dan lain-lain. Indonesia berelief kasar karena berupa gunung berapi, gunung, pegunungan, bukit, lembah dan dataran rendah. Bentuk permukaan bumi Indonesia yang tidak rata disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen dan oleh tenaga dari luar yang disebut tenaga eksogen.

     2. Bentuk Muka bumi (Relief) Lautan

Relief yang terdapat di permukaan dasar laut sangat beraneka ragam, antara lain : Dangkalan (shelf), Palung Laut atau trog, Lubuk laut atau bekken, ambang laut, pesisir, pantai,
dan kedalaman laut.


TENAGA YANG MEMPENGARUHI BENTUK MUKA BUMI

Bentuk muka bumi di daratan dan di lautan dari waktu ke waktu selalu berubah. perubahan itu disebabkan tenaga yang berasal dari dalam bumi maupun tenaga yang berasal dari luar bumi.Tenaga yang berasal dari dalam bumi disebut tenaga endogen sedangkan tenaga yang berasal dari luar bumi disebut tenaga eksogen.


APA YANG DIMAKSUD DENGAN TENAGA ENDOGEN ?
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga ini pada umumnya memberikan berbagai bentuk relief kulit bumi dan bersifat membangun. Tenaga atau kekuatan yang berasal dari dalam bumi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
    a) Epirogenesa
    Ada dua Epirogenesa: 
  • Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat naik.
  • Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat turun.

b) Orogenesis (Seismic atau Gempa)

Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan (Warping), lipatan (Folding), patahan (Faulting) dan retakan (Jointing).

Serta salah satu contoh hasil Orogenesa adalah deretan Pegunungan Mediterania.

OROGENESIS berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua, yaitu :
  1. Teknonisme : Pergeseran lempeng bumi
  2. Vulkanisme : Aktivitas gunung berapi
1. TEKTONISME (Pergeseran Lempang Bumi)

Jenis -jenis Patahan (Faulting)

  • Graben atau slenk adalah hasil dari patahan pada kulit bumi yang mengalami depresi dan terletak di antara dua bagian yang lebih tinggi.
  • Sesar atau fault adalah rekahan yang mengalami geser-geseran yang jelas. pergeseran dapat berkisar dari beberapa milimeter sampai ratusan meter dan panjangnya dapat mencapai beberapa desimeter hingga ribuan meter. sesar dapat terjadi pada segala jenis batuan. akibat terjadinya pergeseran itu, sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air permukaan dan bawah permukaan, merusak stratigrafi batuan dan sebagainya.


TENAGA EKSOGEN

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, yang biasanya bersifat destruktif atau merusak. Tenaga eksogen sangat dipengaruhi oleh bekerjanya faktor air, angin, organisme, dan es. Tenaga eksogen dapat menimbulkan :


1)      Pelapukan


Pelapukan adalah peristiwa penghancuran dan pelepasan material batuan. pelapukan terjadi karena berpengaruhnya faktorkeadaan struktur batuaniklimtopografi, dan vegetasi. Jika dilihat dari prosesnya pelapukan bisa dibedakan menjadi beberapa macam ;
a)      Pelapukan fisis
Pelapukan fisis, yaitu persitiwa penghancuran dan pelepasan material batuan tanpa mengubah struktur kimia batuan. Pelapukan fisis disebut juga pelapukan mekanik. Pelapukan fisis di sebabkan oleh perubahan suhu secara tiba-tiba, pembekuan air pada celah-celah batuan, dan kegiatanorganisme.
b)      Pelapukan kemis
Pelapukan kemis adalah peristiwa penghancuran masaa batuan yang di sertai dengan perubahan struktur kimia batuan. Peristiwa ini disebut dengan dekomposisi. Pelapukan kemis sering terjadi di daerah tropis yang banyak turun hujan. Berdasarkan faktor penyebabnya, dekomposisi dibedakan menjadi beberapa macam ;
-          Proses oksidasi, jika penyebab dekomposisi adalah oksigen
-          Proses hidrasi, jika penyebab dekomposisi adalah air
-          Proses karbonasi, jika penyebab dekomposisi adalah karbon dioksida atau kalsit
Pelapukan kemis banyak ditemui di daerah kapur dengan bentukan-bentukan muka bumi berupa;
-          Karren, yaitu lubang-lubang di daerah kapur
-          Ponor, yaitu lubang yang berupa doline dan  pipa karst
-          Doline, yaitu lubang yang berbentuk corong
-          Pipa karts, yaitu lubang yang dindingnya dalam dan tegak
-          Uvala, yaitu lubang doline yang besar
-          Polye, yaitu deretan atau kumpulan doline
-          Sungai bawah tanah
-          Gua karst, yang di dalamnya terdapat stalaktitdan stalagmit. Stalaktit adalah endapan karst yang menggantung di atap gua, sedangkan stalagmit adalah endapan karst yang terbentuk di lantai gua.
c)       Pelapukan organis
Pelapukan organis disebut juga dengan pelapukan biologis, adalah peristiwa penghancuran massa batuan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup, manusia, hewan, dan tumbuhan.
2)      Erosi
Erosi adalah peristiwa terlepasnya runtuhan batuan yang telah lapuk oleh tenaga pengangkut, misalnya air, angin dan gletser. Dalam peristiwa erosi terdapat tiga proses yang berurutan
-          Proses pengikisan, yaitu pelepasan butir-butir batuan induk
-          Proses transportasi, yaitu pengangkutan material hancuran
-          Proses sedimentasi, yaitu pengendapan material hancuran yang di angkut
Berdasakan tingkat kecepatan proses penghancuran dan pembentukan batuan, erosi ada dua macam, yaitu ;
-          Erosi geologi, jika kecepatan penghancuran dan pembentukan batuan seimbang
-          Erosi tanah, jika kecepatan penghancuran batuan lebih cepat daripada pembentukan batuan
Berdasarkan zat pelarut dalam proses erosi, dibedakan menjadi ;
-          Ablasi, adalah proses yang disebabkan oleh aliran air
-          Abrasi, adalah proses yang disebabkan oleh air laut, disebut juga erosi marine
-          Eksarasi, adalah proses yang disebabkan oleh es, disebut juga erosi glasial
-          Deflasi, adalah erosi yang disebabkan oleh angin, disebut juga korasi
Berdsarkan tingkat kerusakannya, erosi dibedakan menjadi;
-          Erosi percik (splash erosion), adalah erosi yang disebabkan oleh percikan air
-          Erosi embar (sheet erosion), adalah pengikisan lapisan tanah pada suatu tempat yang ketebalannya merata (relatif sama)
-          Erosi alur (rill erosion), adalah erosi yang menyebabkan timbulnya alur-alur sesuai dengan kemiringan lereng. Erosi alur terjadi karena erosi lembar yang berlangsung terus. Erosi alur masih dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah
-          Erosi parit (Gully erosion), adalah erosi alur yang semakin efektif, alur yang terbentuk makin dalam sehingga tidak dapat lagi dihilangkan dengan pengolahan tanah
Erosi marine (abrasi) menghasilkan bentuk muka bumi yang bermacam-macam;
-          Cliff, yaitu pantai yang berdinding curam hingga tegak
-          Cave, adalah gua pada cliff
-          Arch, adalah cave yang terhubung dari sisi cliff yang berbeda
-          Stack, adalah tiang batu sisa-sisa cliff yang jauh dari cliff yang baru
-          Stump, adalah stack yang sudah tidak kelihatan di permukaan air laut
-          Relung, adalah cekungan yang terdapat pada cliff
-          Dataran abrasi, area yang luas akibat kikisan air laut
-          Morena, endapan batuan hasil erosi es
-          Batu jamur, sisa erosi yang disebabkan oleh angin
3)      Denudasi


Denudasi atau yang lebih dikenal dengan tanah longsor (land slide) adalah pengelupasan batuan induk yang telah mengalami proses pelapukan. Denudasi biasanya terjadi di lereng-lereng pegunungan karena denudasi sangat dipengaruhi oleh gaya berat batuan itu sendiri. Denudasi terjadi secara mendadak dan sangat cepat.
Peristiwa yang hampir sama dengan denudasi adalah tanah merayap (soil creep). Bedanya soil creep bergerak lambat dan dalam waktu yang lama pada lereng yang tidak begitu curam.
4)      Sedimentasi
Sedimentasi atau pengendapan adalah peristiwa berhentinya material hancuran batuan hasil pelapukan. Sedimentasi bisa terjadi di daratan (sedimen teritis), danau (sedimen limnis), sungai (sedimen fluvial), ataupun pantai/laut (sedimen marine). Bentuk muka bumi hasil sedimentasi antara lain ;
a)      Sedimen Fluvial


sedimen fluvial disebut juga sedimen aquatis, adalah proses pengendapan material yang diangkut oleh air. Bentuk-bentuk sedimentasi fluvial sebagai berikut;
-          Flood plain, merupakan daerah dataran banjir. Menurut tempatnya dibedakan menjadi;
>Tanggul alam, pegunungan yang berada di tepi sungai yang terbentuk karena banjir
>meander bar, adalah endapan yang terdapat pada tikungan meander
>delta bar, adalah endapan yang ada di tengah lembah sungai
-          Tombolo,yaitu tanggul pasir alami yang menghubungkan daratan dengan pulau yang berada di dekat pantai


-          Delta, adalah endapan di muara sungai, baik sungai yang bermuara di danau maupun di laut. Biasanya berbentuk segitiga.
b)      Sedimen Eolis
Sedimen Eolis adalah proses pengendapan material yang dibawa oleh angin. Bentuk hasil sedimen eolis antara lain bukit pasir atau di sebut sand dune. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi macam-macam bentuk sand dune, yaitu kecepatan angin, ketersediaan pasir, dan vegetasi. Contoh bentuk sand dune antara lain;
-          Sand dune parabola, terjadi jika pasir yang dibawa oleh angin melintasi vegetasi
-          Sand dune barchan, terjadi jika bukit pasir itu basah dan berbentuk sabit sehingga terbentuklah danau kecil yang membelakangi datangnya angin
-          Sand dune bintang, terjadi jika angin bertiup dari berbagai arah
-          Sand dune garis, terjadi jika bukit pasir terbentuk searah dengan arah angin


c)       Sedimen Marine
Sedimen marine adalah proses pengendapan dari abrasi yang dibawa oleh air laut dan diendapkan di tepi pantai. Beberapa bentuk sedimen marine adalah sebagai berikut;
-          Beach (pantai), hancuran hasil abrasi diendapkan di sepanjang tepian pantai hingga terbentuklah pesisir
-          Bar, adalah gosong pasir atau kerikil yang terletak pada dasar laut yang di kerjakan oleh ombak dan arus laut
d)      Sedimen glasial
Sedimen glasial adalah proses pengendapan dari eksarasi atau aktivitas glasial atau aliran es.

MENGENAL JENIS BATUAN
batu bumi
Kulit bumi terdiri atas zat-zat padat yang disebut batuan. Bumi kita tersusun atas berbagai jenis batuan bumi. Batuan tersebut mempunyai jenis dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan cara terjadinya/pembentukannya. Berdasarkan proses terjadinya dan tempat terbentuknya, jenis-jenis batuan bumi dapat diklasifikasikan ke dalam 3 bagian, yaitu:


Batuan Beku 
Batuan beku terjadi dari magma cair pijar yang rnernbeku karena mengalami pendinginan (penurunan temperatur).
Berdasarkan tempat terjadinya, batuan beku dapat dibedakan menjadi tiga macam.
1. Batuan beku dalam atau batuan beku plutonis: Batuan ini membeku pada daerah jauh di permukaan bumi. Contoh: granit, diorit, bathol it, dan lakolit.

2. Batuan beku korok ataugang atau batuan beku hypoabsis: Batuan ini juga disebut batuan hypoabsis, biasanya terjadi pada celah-celah atau pipa magma gunung berapi. Contoh: granitporfiris dan diorit profiris,

3. Batuan beku luar atau batuan beku efusit: Magma yang keluar dari dapur magma dan sampai di permukaan bumi disebut lava. Contoh: obsidian dan batu apung, scoria, basalt, andesit, dan riolit.
Batuan Endapan atau Sedimen

Batuan Sedimen
Batuan ini dibentuk karena pengaruh peristiwa alam atau proses kimia (pelapukan). Hasil pelapukan yang mengendap inilah yang disebut batuan endapan. Berdasarkan proses pengendapannya, batuan sedimen dikelompokkan sebagai berikut.
1. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedirnen yang susunan kimianya sama dengan susunan kimia batuan       asal.
2. Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terjadi karena proses kimia. Misalnya pelarutan, penguapan, oksidasi, dehidrasi, dan sebagainya. Salah satu contoh akibat proses kimia ini adalah terbentuknya stalaktit dan stalakmit,     
3. Batuan sedimen organik adalah batuan sedimen yang terjadi karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme.

Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya, batuan sedimen diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Batuan sedimen aeolik (aerik) diangkut oleh tenaga angin. Contoh: tanah los, tanah pasir, tanah tuff.
2. Batuan sedimen akuatik diangkut oleh air mengalir. Contoh: tanah liat, tanah pasir, dan batu pasir.
3. Batuan sedimen glacial diangkut oleh gletser/es. Contoh: moraina.
4. Batuan sedimen marin diangkut oleh tenaga air laut. Contoh: tanah pasir, tanah gunung pasir, tanah los.

Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen dikelompokkan sebagai berikut. 
1. Batuan sedimen teristris adalah batuan sedimen yang diendapkan di darat. Contoh: tanah los, batu pasir, tanah pasir, dan tuff.
2. Batuan sedimen marine adalah batuan sedimen yang diendapkan di laut, selat, teluk, dan lautan. Contoh: batu kapur, batu karang, dan batu garam.
3. Batuan sedimen limnis adalah batuan sedimen yang diendapkan di rawa-rawa atau danau. Contoh: tanah rawa dan tanah gambut.
4. Batuan sedimen fluvial adalah batuan sedimen yang diendapkan di sungai-sungai. Contoh: pasir dan tanah liat.
5. Batuan sedimen glasial adalah batuan sedimen yang diendapkan pada daerah-daerah yang mengalami padang es atau gletser. Contoh: batu lim dan morein.

Batuan Malihan atau Metamorf 

Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang terbentuk karena proses metamorfosis atau perubahan. Faktor penting yang berperan dalam proses pembentukan batuan malihan adalah tekanan besar, suhu tinggi, dan waktu lama. 

Berdasarkan penyebabnya, batuan malihan dibedakan sebagai berikut:
1. Batuan malihan termik, terjadi karena meningkatnya suhu yang sangat besar. Contoh: batu pualam (marmer) dan batu antrasit.
2. Batuan malihan dinamik, terjadi karena meningkatnya tekanan sebagai akibat gaya tektonik. Contoh: batu bara, batu sabak, dan batu pasir.
3. Batuan malihan pneumatolisi kontak, terjadi karena rneningkatnya suhu yang sangat besar disertai menyusupnya magma ke dalam batuan. Contoh: topas, batu permata, azurit mineral, dan turmalin.

4 komentar: